Archive | April, 2011

Entrepreneur Mama

19 Apr

Minggu 17 April 2011, saya diundang oleh komunitas The Urban Mama untuk menjadi moderator dalam acara Entrepreneur Mama, sebuah acara yang bertujuan memotivasi para anggotanya; dalam hal ini para ibu-ibu, untuk memulai usaha sendiri.

Hadir sebagai pembicara pada hari itu adalah teman baik dan business partner saya Aulia Halimatussadiah (Ollie), Nuniek Tirtasari dan Dini Sembiring. Masing-masing adalah business woman sukses yang memiliki pengalaman hebat dalam mambangun usaha mereka.

Pertama berbicara adalah Ollie yang membawakan presentasi mengenai awal mula ia mendirikan usahanya kutukutubuku.com, sebuah toko buku online. Beliau menceritakan bagaimana ia memulai saat masih menjadi karyawan disebuah perusahaan IT bersama partnernya Angel, bagaimana passionnya pada dunia penulisan dan literatur membawanya untuk membangun usahanya, tantangan yang ia hadapi terutama saat keluar dari kerjanya untuk fokus pada usahanya, serta suka-duka sebagai entrepreneur. Ollie juga menyetel sebuah film berjudul: Women, Entrepreneur thy name yang dapat anda saksiskan dibawah.

Berikutnya saya mengundang Nuniek dan Dian untuk bersama-sama berbicara di panggung, sharing mengenai usaha mereka. Nuniek adalah pemilik dari hamilcantik.com, sebuah butik online yang secara khusus menyediakan baju untuk para wanita hamil. Ia dan Ollie adalah salah salah satu dari initiator StartUpLokal.

Dini Sembiring adalah salah satu dari pemilik The Spa Baby, sebuah spa yang khusus melayani anak dan bayi. Seperti spa pada umumnya, spa baby menyediakan jasa pemijatan, kolam, pedicure dan fasilitas spa lainnya yang bisa ditemukan pada spa orang dewasa.

Nuniek dan Dini masing-masing berbagi bagaimana mereka memulai usaha. Nuniek memulai usahanya secara tidak sengaja, dimana saat ia hamil ia membeli 2 baju hamil yang sama. Saat ia ingin menjual salah satu baju tersebut lewat forum internet, puluhan wanita tertarik ingin membeli. Ia melihat potensi dari hal tersebut dan memilih untuk meneruskannya, meninggalkan posisinya di kantor perminyakan dimana ia dahulu bekerja. Motherhood juga mendorongnya untuk berhenti bekerja dan fokus pada usahanya.

Dini dan partnernya Mitzy juga membuka usaha mereka karena dorongan maternal. Mereka mencari kegiatan yang membagun kegiatan motorik anak bayi mereka, sehingga mereka melakukan riset untuk membangun usaha mereka. The spa baby lahir atas pemikiran dan persiapan yang matang. Dimulai sebagai sebuah spa untuk bayi, kini mereka terus berkembang, menawarkan fasilitas untuk anak balita, dan bahkan untuk para moms sambil menunggu anaknya melakukan kegiatan di Spa.

Ketika saya bertanya mengenai pengalaman jatuh bangun mereka, masing-masing memiliki ceritanya masing-masing. Dini sempat khawatir saat Spa Baby harus pindah dari Plaza Indonesia dikarenakan usaha salah satu partnernya membutuhkan ruang tersebut. Walau pindah ke tempat yang lebih besar di Dharmawangsa, ia khawatir customernya akan kecewa atas kepindahannya, namun mereka terus bangkit dan melakukan pendekatan kepada pelanggan mereka.

Ollie menceritakan mengenai permasalahan internal di kantor dan bagaimana ia dan partnernya saling menenangkan diri dan menyelesaikan permasalahan dengan cara-cara unik mereka sendiri.

At the end, sebagai moderator saya menyimpulkan bahwa:

  1. Mulailah membuat usaha sesuai dengan passion anda, carilah passion yang kiranya dapat menghasilkan (bankable).
  2. Perlakukan usaha seperti bayi sendiri. Seperti bayi ia lahir tanpa pengalaman dunia, tidak perfect. Ajarilah dan bimbing dia seperti kehendak anda, buat ia pintar dan menarik, jadikanlah seorang anak yang sempurna bagi anda.
  3. Jadilah ahli dalam usaha yang anda tekuni, pelajari, lakukan riset menegenai usaha tersebut, bergabunglah dengan orang-orang yang menjalankan usaha serupa, dan jadilah seorang yang memajukan bidang tersebut.
  4. Mulailah segera, ayo nyemplung! (read here)
  5. Kalau jatuh, angkat diri anda sendiri, belajar dari kesalahan itu dan jadilah lebih baik.

Thank you to Ninit at TheUrbanMama.com yang telah mengundang saya sebagai moderator, semoga tidak kapok 😀

Mau Jadi Entrepreneur? Ayo Nyemplung!

1 Apr

Yuk nyebur!

Starting a Business is like learning to swim,
you’ve got to dive in first
.

Kata-kata tersebut tertanam dalam jiwa saya. Saat berusia 7 tahun, saya satu-satunya anak disekolah yang tidak bisa berenang, dan ayah saya berkata: “Kalau mau belajar berenang, nyebur dulu”. Kata yang terdengar aneh bagi seorang anak 7 tahun, karena kalau saya nyebur pastinya bisa tenggelam. Tak lama kemudian beliau mendorong saya masuk kolam renang. “BYURRR”. Saya panik dan kecipak-kecipuk mencoba berenang.

“Coba berdiri!”, seru ayah saya. Dan ternyata itu kolam cetek yang cuma se-dada saya (waktu umur 7 tahun). Setelah saya pikir sekarang, maksud dari ayah saya adalah: Kalau mau belajar sesuatu ya harus basah dulu, dan kalau sudah basah ya cobalah untuk berdiri dan paham keadaannya.

Perkataan yang sama saya dapatkan 8 tahun lalu dari ibu saya disaat saya memulai membuat sebuah perusahaan baru. “Kamu kudu nyemplung dulu”, kata beliau dengan maksud saya harus benar-benar memahami seluk-beluk usaha yang saya rintis tersebut dan dunianya. Kurang lebih maksudnya sama seperti ayah saya.

Kata-kata itu saya ambil sebagai pedoman jika ingin memulai sesuatu. Memulai sebuah usaha diakui banyak orang memang susah, tapi kalau kita langsung nyebur, ya udah kepalang basah masa’ gak dilanjutin. Jangan lupa setelah nyebur juga pahami usaha tersebut, baik yang terlihat (dipermukaan) maupun yang tidak (diselami).

Oh ya, like how my dad did it, mulailah dari kolam cetek. Kalau mau langsung nyemplung ke kolam besar bersama ikan-ikan besar lainnya, pastikan kamu bawa lifeguard (investor, partner, etc) just in-case kamu kelelep.